TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET
TEORI
PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET
Menurut teori Piaget, setiap individu
pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia
dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Berdasarkan tingkat
perkembangan kognitif Piaget, siswa pada rentang usia 11 – 15 tahun berada pada
taraf perkembangan operasi formal. Meskipun pada usia tersebut siswa sudah
mampu berfikir logis tanpa kehadiran benda kongkrit, akan tetapi kemampuan
siswa untuk berfikir abstrak masih belum berkembang dengan baik, sehingga dalam
beberapa hal keberadaan alat peraga atau media belajar lainnya masih
dibutuhkan.
Piaget menemukan bahwa penggunaan
operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subjek tertentu. Apabila
siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan
operasi formal. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa
jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Piaget juga menekankan pentingnya bahasa, karena bahasa dapat memberikan
gagasan untuk berpikir (Hudojo, 1988: 50).
Tahap-tahap
perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget
|
No.
|
Tahapan
|
Usia
|
Kemampuan–
kemampuan
|
|
1.
|
Tahap
Sensorimotor
|
0
- 2
|
TahunTerbentuknya
konsep ”kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dalam perilaku refleksif ke
perilaku yang mengarah pada tujuan.
|
|
2.
|
Tahap
praoperasional
|
2
– 7
|
tahun
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek
dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi (dalam berpikir tidak disarkan
pada keputusan yang logis melainkan didasarkan pada keputusan yang dapat
dilihat seketika).
|
|
3.
|
Tahap
operasi kongkrit
|
7
– 11
|
tahun
Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Pengerjaan logis dapat
dilakukan dengan berorientasi pada obyek- obyek atau peristiwa yang langsung
dialami oleh anak. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan
operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi
desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
|
|
4.
|
Tahap
Operasi Formal
|
11- dewasa
|
Pemikiran
abstrak dan murni simbolis bisa dilakukan tanpa kehadiran benda konkrit.
Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi
sistematis.
|
( Sumber : Trianto, 2009 )
Implikasi teori Piaget
dalam pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan
peserta didik dalam menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu pada peserta
didik menemukan ide-ide dengan pola berpikir formal (Trianto, 2011: 17).
Bermula dari menentukan topik yang dapat dipelajari oleh siswa, memilih atau
mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut, memberikan pertanyaan yang
menunjang proses pemecahan masalah, serta menilai pelaksanaan setiap kegiatan,
memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi (Dimyati &Mudjiono, 2002:
14-15).
Komentar
Posting Komentar